Si Ilham duduk termenung di lapangan bola dekat rumahnya.
Sambil memandang anak-anak lainnya yang asyik bermain bola dengan ayahnya.
Perlahan-lahan kudekati Ilham dan kuajak bicara. Ilham bertutur “Aku sedih,
Tante. Aku ingin main bola sama ayahku. Tetapi ayahku enggak ingin bermain denganku.
Ayahku sibuk dengan handphone-nya. Akhirnya, aku disuruh main sendiri.
Enggak seru ah kalau aku enggak main bola dengan ayahku.”
Oh, jadi itu masalahnya. Ilham bersedih karena tidak
bisa main bola dengan ayahnya. Karena si ayah masih sibuk dengan handphone-nya. Dan si ayah malah menyuruh Ilham
bermain sendirian. Apa serunya jika main
bola sendirian?
Gadget berhubungan dengan
teknologi yang sangat berkembang pesat akhir-akhir ini. Tidak bisa dipungkiri
kemajuan pesat teknologi juga menuntut orangtua untuk tetap mengikuti perkembangannya.
Sehingga menyebabkan orangtua tidak bisa terlepas satu detik pun dari penggunaan gadget.
Namun haruskah hal itu menjadi perhatian utama
orangtua? Akankah kita biarkan anak-anak terlantar, tidak diperhatikan demi
mengikuti si teknologi ini? Akankah kita lupa bahwa anak adalah titipan Sang
Maha Kuasa yang nantinya harus kita pertanggungjawabkan?
Nah, sekarang bagaimana cara agar orangtua bijak
memanfaatkan teknologi? Bisa mengikuti perkembangan teknologi tanpa
menelantarkan anak?
Gunakanlah teknologi pada saat bekerja di kantor.
Dan disaat mengerjakan tugas yang memang membutuhkan informasi dari gadget kita. Namun setelah pulang ke
rumah dan berhenti dari aktivitas kantor, jauhkan gadget dari pandangan kita. Alihkan fokus perhatian kita kepada
anak dan keluarga.
Pada saat makan malam, usahakan tidak membawa gadget. Agar suasana makan malam
berlangsung dengan nyaman tanpa gangguan telepon berdering. Diskusikan dengan
keluarga dan anak-anak apa yang telah mereka lakukan dalam sehari ini. Tentang
kegiatan di sekolah, tugas sekolah yang harus dikerjakan, juga hubungan
pertemanan anak dengan lingkungannya.
Ketika hari libur datang, ajak anak-anak menghabiskan
waktu dengan aktivitas yang menyenangkan. Seperti contoh menonton bioskop,
bermain di taman, berkebun. Dan tanpa ada gadget
yang menemani. Cukup hanya anak dan keluarga yang menemani. Selain pikiran dan
tubuh bisa terlepas dari kepenatan, hubungan antar anggota keluarga akan
semakin harmonis.
Dan pada saat anak belajar, dampingi mereka tanpa ada gadget di tangan kita. Ajari mereka jika
mengalami kesulitan dengan pelajaran sekolahnya. Bacakan dongeng ketika anak
akan tidur. Minta tanggapan dari anak tentang dongeng yang telah dibaca
bersama. Apakah ada ilmu yang bisa dipetik dari cerita dongeng tersebut.
Hubungan anak dan orangtua akan terjaga dengan baik dan anak-anak akan mendapat
ilmu baru dari diskusi tentang isi cerita dongeng.
Saat ini seiring dengan perkembangan teknologi yang
cukup pesat, jika
harus memilih antara teknologi atau anak sungguh itu merupakan pilihan yang
sulit bagi orangtua. Namun hendaklah orangtua menyadari bahwa anak adalah
titipan Sang Maha Kuasa yang harus kita jaga sebaik-baiknya dengan segenap
kemampuan yang ada. Jika hal itu sudah disadari oleh para orangtua, tentunya
jika harus memilih antara anak atau teknologi sudah bukan merupakan pilihan
yang sulit lagi, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar