Selasa, 17 Mei 2016

Haruskah Menjadi Ibu yang Sempurna?



Seorang teman baik berkata “Beberapa hari ini anakku marah. Karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku di kantor. Tapi mau bagaimana lagi. Pekerjaanku juga sedang dituntut selesai tepat waktu. Sedih juga sih. Seakan-akan aku tidak memperhatikan anakku sendiri.”

Lain lagi dengan teman yang lain. “Bisnisku di rumah sedang pesat-pesatnya. Banyak sekali pesanan yang datang. Sampai-sampai fokusku hanya pada bisnisku. Tidak mengetahui kalau anakku membutuhkanku untuk mendampinginya belajar menghadapi ujian sekolahnya.”

Fenomena yang terjadi saat ini, selain ada yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga biasa, namun ada juga wanita yang memutuskan untuk berkarier di luar rumah. Apapun keputusan yang diambil hal itu tetap tidak akan mengubah kodrat mereka sebagai istri dan ibu dari anak-anak mereka. Yang berkewajiban mengurus keluarga dan memberi perhatian kepada anak-anak.

Menjadi seorang ibu adalah sesuatu yang membanggakan, menyenangkan, membahagiakan. Namun benar-benar tidak mudah untuk menjadi seorang ibu. Diperlukan kesabaran, kendali diri dan keikhlasan yang luar biasa. Untuk itulah  seorang ibu tidak dituntut untuk menjadi ibu yang sempurna. Cukuplah menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya.

Lalu apa yang harus dilakukan agar para wanita bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak?
Seorang ibu harus memahami keinginan anak yang berkaitan dengan cita-citanya. Jika anak menginginkan cita-cita yang berbeda dengan orangtua, berdiskusilah dengan anak. Serta dukung minatnya jika itu memang terbaik untuknya. Berikan pujian jika anak mencapai prestasi dan beri semangat di kala anak gagal meraih impiannya. Jika anak menghendaki sesuatu tidak semua hal harus ibu turuti. Berikan pengertian pada anak tentang baik buruknya atas apa yang ia kehendaki.

Selain itu diperlukan kesabaran sebagai seorang ibu dan selalu siap menjadi pendengar yang baik bagi anak. Karena terkadang anak melakukan kenakalan tertentu yang akan menguji kesabaran ibu. Seringkali pula anak merasa lebih nyaman jika berbagi cerita, pengalaman, kegembiraannya bahkan kesedihannya dengan sang ibu. Sehingga ibu  perlu belajar cara menjadi pendengar yang baik.

Ibu juga hendaknya tidak pilih kasih, tidak memarahi dan membanding-bandingkan dengan anak yang lain di depan umum. Mengapa? Karena hal itu justru membuat anak semakin terpuruk dan tidak bersemangat, anak akan selalu melihat kekurangan dirinya dan akhirnya tidak mensyukuri segala nikmat yang ia miliki.

Ibu juga harus belajar bicara jujur pada anak. Misalnya ketika ibu tiba-tiba membatalkan rencana yang telah disusun bersama anak dikarenakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, tidak ada salahnya berbicara jujur pada anak tentang pembatalan rencana itu dan meminta maaf. Serta membuat rencana baru sebagai penggantinya.
Serta yang paling penting adalah ibu harus mengenalkan kepada anak tentang ajaran agama. Karena ilmu agama sangat penting sebagai perisai anak dari segala pengaruh buruk dari lingkungan sekitar ataupun akibat dari kemajuan teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Begitu pun dengan seorang ibu. Dengan tanggung jawab yang begitu besar terhadap anak-anak dan keluarga, seorang ibu tidak perlu menjadi sempurna. Cukup menjadi seorang ibu yang baik, yang sanggup mengantarkan anak-anaknya menuju masa depan yang cerah. Menjadi seorang ibu yang selalu dirindukan dan dibanggakan oleh anak-anaknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar