Seorang teman baik berkata “Beberapa hari ini anakku
marah. Karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku di kantor. Tapi mau
bagaimana lagi. Pekerjaanku juga sedang dituntut selesai tepat waktu. Sedih
juga sih. Seakan-akan aku tidak memperhatikan anakku sendiri.”
Lain lagi dengan teman yang lain. “Bisnisku di rumah
sedang pesat-pesatnya. Banyak sekali pesanan yang datang. Sampai-sampai fokusku
hanya pada bisnisku. Tidak mengetahui kalau anakku membutuhkanku untuk
mendampinginya belajar menghadapi ujian sekolahnya.”
Fenomena yang terjadi saat ini, selain ada yang
memutuskan menjadi ibu rumah tangga biasa, namun ada juga wanita yang
memutuskan untuk berkarier di luar rumah. Apapun keputusan yang diambil hal itu
tetap tidak akan mengubah kodrat mereka sebagai istri dan ibu dari anak-anak
mereka. Yang berkewajiban mengurus keluarga dan memberi perhatian kepada
anak-anak.
Menjadi seorang ibu adalah sesuatu yang membanggakan,
menyenangkan, membahagiakan. Namun benar-benar tidak mudah untuk menjadi
seorang ibu. Diperlukan kesabaran, kendali diri dan keikhlasan yang luar biasa.
Untuk itulah seorang ibu tidak dituntut
untuk menjadi ibu yang sempurna. Cukuplah menjadi ibu yang baik bagi
anak-anaknya.
Lalu apa yang harus dilakukan agar para wanita bisa
menjadi ibu yang baik bagi anak-anak?
Seorang ibu harus memahami keinginan anak yang
berkaitan dengan cita-citanya. Jika anak menginginkan cita-cita yang berbeda
dengan orangtua, berdiskusilah dengan anak. Serta dukung minatnya jika itu
memang terbaik untuknya. Berikan pujian jika anak mencapai prestasi dan beri
semangat di kala anak gagal meraih impiannya. Jika anak menghendaki sesuatu
tidak semua hal harus ibu turuti. Berikan pengertian pada anak tentang baik
buruknya atas apa yang ia kehendaki.
Selain itu diperlukan kesabaran sebagai seorang ibu
dan selalu siap menjadi pendengar yang baik bagi anak. Karena terkadang anak
melakukan kenakalan tertentu yang akan menguji kesabaran ibu. Seringkali pula
anak merasa lebih nyaman jika berbagi cerita, pengalaman, kegembiraannya bahkan
kesedihannya dengan sang ibu. Sehingga ibu
perlu belajar cara menjadi pendengar yang baik.
Ibu juga hendaknya tidak pilih kasih, tidak memarahi
dan membanding-bandingkan dengan anak yang lain di depan umum. Mengapa? Karena
hal itu justru membuat anak semakin terpuruk dan tidak bersemangat, anak akan
selalu melihat kekurangan dirinya dan akhirnya tidak mensyukuri segala nikmat
yang ia miliki.
Ibu juga harus belajar bicara jujur pada anak.
Misalnya ketika ibu tiba-tiba membatalkan rencana yang telah disusun bersama
anak dikarenakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, tidak ada salahnya
berbicara jujur pada anak tentang pembatalan rencana itu dan meminta maaf.
Serta membuat rencana baru sebagai penggantinya.
Serta yang paling penting adalah ibu harus mengenalkan
kepada anak tentang ajaran agama. Karena ilmu agama sangat penting sebagai
perisai anak dari segala pengaruh buruk dari lingkungan sekitar ataupun akibat
dari kemajuan teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini.
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Begitu pun dengan seorang ibu.
Dengan tanggung jawab yang begitu besar terhadap anak-anak dan keluarga,
seorang ibu tidak perlu menjadi sempurna. Cukup menjadi seorang ibu yang baik,
yang sanggup mengantarkan anak-anaknya menuju masa depan yang cerah. Menjadi
seorang ibu yang selalu dirindukan dan dibanggakan oleh anak-anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar