Selasa, 17 Mei 2016

Komunikasi Efektif, Bekal Menuju Keluarga Harmonis


Sebagai orangtua kapan terakhir kali Anda berkomunikasi dengan anak? Seperti apakah komunikasi Anda dengan anak? Bagaimana hasil yang Anda dapatkan dari komunikasi itu? Apakah ada pelajaran yang bisa diambil ataukah berakhir berantakan?

Setelah menikah dan dikaruniai buah hati, sudah tentu kita akan mengharapkan keluarga yang bahagia, sakinah, mawadah, dan warrahmah. Dan untuk mencapainya banyak hal yang kita lakukan. Saling menghormati, saling tolong menolong, saling memahami.  Selain itu yang tak kalah penting adalah melakukan komunikasi yang efektif antar individu dalam keluarga. Terutama antara orang tua dan anak.

Mengapa diperlukan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak? Dan bagaimana cara melakukannya?

Komunikasi yang efektif saat ini sangat diperlukan dan menjadi suatu keharusan dalam hidup berkeluarga. Karena akhir-akhir ini seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, mengharuskan kita untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi. Namun terkadang banyak yang terlalu mementingkan hal tersebut dibandingkan dengan memberi perhatian pada keluarga.

Ditambah pula dengan keharusan mencari nafkah yang tidak ada habisnya. Dimana saat ini keharusan mencari nafkah cenderung dilakukan oleh suami istri. Melihat kenyataan seperti ini, jika komunikasi efektif tidak diterapkan dalam keluarga antara orangtua dan anak mustahil kehidupan keluarga yang harmonis akan didapat.

Lalu bagaimana caranya agar sebagai orangtua kita dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan anak?

Ketika anak bercerita orangtua hendaknya mendengarkan. Dengarkan cerita anak dengan tulus dan fokus. Jangan memikirkan masalah pekerjaan ataupun mendengar cerita anak sambil fokus pada gadget Anda. Si anak akan merasa jika orangtuanya tidak ingin mendengarkan ceritanya.

Dengarkan cerita anak, berikanlah respon yang positif. Dan beri kesempatan juga pada anak untuk merespon apa yang orangtua katakan. Berbicara jujur pada anak. Misal ketika orangtua mengajarkan pada anak untuk mengerjakan ujian di sekolah secara jujur, orangtua sebisa mungkin mendampingi anak belajar sehingga pada saat ujian si anak percaya diri mengerjakannya karena sudah melakukan belajar bersama dengan orangtuanya.

Orangtua hendaknya melakukan kontrol terhadap anak dari pengaruh apapun di lingkungan sekitarnya. Juga terhadap teknologi yang berkembang pesat saat ini. Diskusikan dengan anak tentang dampak positif dan negatif dari kejadian di sekitarnya. Gunakan bahasa sederhana yang dipahami anak, dan hindari banyak mengomel pada anak.

Ketika anak mencapai suatu prestasi berikanlah apresiasi. Bentuk apresiasi tidak hanya berupa hadiah. Memeluk anak di saat ia mencapai suatu prestasi, hal itu sudah merupakan bentuk apresiasi dari orangtua kepada anak. Bahkan di saat anak sedang mendapat kegagalan pun orangtua hendaknya memberi semangat. Jangan menghakimi dan menyalahkannya. Hal itu akan membuat si anak tambah terpuruk dan tidak bersemangat lagi melakukan yang terbaik.

Orangtua hendaknya juga tidak malu untuk meminta maaf. Misalkan ketika sudah berencana untuk melakukan wisata kuliner, namun ternyata ada suatu pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda dan mengagalkan acara semula, maka tidak ada salahnya orangtua meminta maaf. Lakukan dengan tulus, hibur si anak sampai ia bisa menerima kenyataan jika semua keinginan tidak harus terlaksana saat itu juga.

Keluarga yang harmonis adalah dambaan setiap orang. Keluarga yang harmonis pasti menjadi tujuan hidup setiap orang yang berumahtangga. Lakukanlah komunikasi yang efektif antar anggota keluarga. Antara orangtua dan anak. Jika komunikasi efektif sudah terbentuk dalam keluarga, otomatis akan timbul rasa saling bantu, saling menghormati dan saling menghargai sebagai bekal menuju keluarga yang harmonis dan bahagia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar