Sebagai orangtua kapan terakhir kali Anda
berkomunikasi dengan anak? Seperti apakah komunikasi Anda dengan anak?
Bagaimana hasil yang Anda dapatkan dari komunikasi itu? Apakah ada pelajaran
yang bisa diambil ataukah berakhir berantakan?
Setelah menikah dan dikaruniai buah hati, sudah tentu
kita akan mengharapkan keluarga yang bahagia, sakinah, mawadah, dan warrahmah. Dan untuk
mencapainya banyak hal yang kita lakukan. Saling menghormati, saling tolong
menolong, saling memahami. Selain itu
yang tak kalah penting adalah melakukan komunikasi yang efektif antar individu
dalam keluarga. Terutama antara orang tua dan anak.
Mengapa diperlukan komunikasi yang efektif antara
orang tua dan anak? Dan bagaimana cara melakukannya?
Komunikasi yang efektif saat ini sangat diperlukan dan
menjadi suatu keharusan dalam hidup berkeluarga. Karena akhir-akhir ini seiring
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, mengharuskan kita untuk tetap
mengikuti perkembangan teknologi. Namun terkadang banyak yang terlalu
mementingkan hal tersebut dibandingkan dengan memberi perhatian pada keluarga.
Ditambah pula dengan keharusan mencari nafkah yang
tidak ada habisnya. Dimana saat ini keharusan mencari nafkah cenderung
dilakukan oleh suami istri. Melihat kenyataan seperti ini, jika komunikasi
efektif tidak diterapkan dalam keluarga antara orangtua dan anak mustahil
kehidupan keluarga yang harmonis akan didapat.
Lalu bagaimana caranya agar sebagai orangtua kita
dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan anak?
Ketika anak bercerita orangtua hendaknya mendengarkan.
Dengarkan cerita anak dengan tulus dan fokus. Jangan memikirkan masalah
pekerjaan ataupun mendengar cerita anak sambil fokus pada gadget Anda. Si anak
akan merasa jika orangtuanya tidak ingin mendengarkan ceritanya.
Dengarkan cerita anak, berikanlah respon yang positif.
Dan beri kesempatan juga pada anak untuk merespon apa yang orangtua katakan.
Berbicara jujur pada anak. Misal ketika orangtua mengajarkan pada anak untuk
mengerjakan ujian di sekolah secara jujur, orangtua sebisa mungkin mendampingi
anak belajar sehingga pada saat ujian si anak percaya diri mengerjakannya
karena sudah melakukan belajar bersama dengan orangtuanya.
Orangtua hendaknya melakukan kontrol terhadap anak
dari pengaruh apapun di lingkungan sekitarnya. Juga terhadap teknologi yang
berkembang pesat saat ini. Diskusikan dengan anak tentang dampak positif dan
negatif dari kejadian di sekitarnya. Gunakan bahasa sederhana yang dipahami
anak, dan hindari banyak mengomel pada anak.
Ketika anak mencapai suatu prestasi berikanlah
apresiasi. Bentuk apresiasi tidak hanya berupa hadiah. Memeluk anak di saat ia
mencapai suatu prestasi, hal itu sudah merupakan bentuk apresiasi dari orangtua
kepada anak. Bahkan di saat anak sedang mendapat kegagalan pun orangtua
hendaknya memberi semangat. Jangan menghakimi dan menyalahkannya. Hal itu akan
membuat si anak tambah terpuruk dan tidak bersemangat lagi melakukan yang
terbaik.
Orangtua hendaknya juga tidak malu untuk meminta maaf.
Misalkan ketika sudah berencana untuk melakukan wisata kuliner, namun ternyata
ada suatu pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda dan mengagalkan acara
semula, maka tidak ada salahnya orangtua meminta maaf. Lakukan dengan tulus,
hibur si anak sampai ia bisa menerima kenyataan jika semua keinginan tidak
harus terlaksana saat itu juga.
Keluarga yang harmonis adalah dambaan setiap orang.
Keluarga yang harmonis pasti menjadi tujuan hidup setiap orang yang
berumahtangga. Lakukanlah komunikasi yang efektif antar anggota keluarga.
Antara orangtua dan anak. Jika komunikasi efektif sudah terbentuk dalam
keluarga, otomatis akan timbul rasa saling bantu, saling menghormati dan saling
menghargai sebagai bekal menuju keluarga yang harmonis dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar