(Aktivitas menyenangkan dengan anak bisa menggantikan TV)
Keberadaan televisi saat ini bukan saja sebagai media
elektronik yang paling pesat perkembangannya tetapi juga sudah mampu
mengondisikan seseorang menjadi pecandu televisi. (Quote)
Ketika ada yang bertanya pada Anda, kira-kira apa yang
akan Anda lakukan jika televisi di rumah Anda rusak? Bisakah Anda menjalani
satu hari saja tanpa menonton televisi? Jawaban apakah yang Anda berikan?
Tidak bisa dipungkiri bahwa televisi saat ini menjadi
media elektronik yang paling pesat perkembangannya. Selain jumlah stasiun
televisi yang semakin bertambah, acara yang ditampilkan pun beragam. Mulai dari
acara komedi, program anak-anak, program edukasi, berita, talkshow, drama sampai dengan film layar lebar dalam dan luar
negeri pun tidak mau kalah berlomba-lomba untuk bisa tayang di
televisi.
Keberadaan televisi saat ini bukan saja sebagai media
elektronik yang paling pesat perkembangannya tetapi juga sudah mampu
mengkondisikan seseorang menjadi pecandu televisi. Dan hal tersebut tidak hanya
berlaku pada orang dewasa. Virus pecandu televisi saat ini pun sudah
menjangkiti anak-anak dan sedikit banyak cukup meresahkan para orang tua.
Mengapa?
Karena selain berdampak positif seperti mempercepat
pemberitahuan informasi dan sumber inspirasi, sebagai media edukasi dan
memberikan hiburan yang meriah, televisi pun mempunyai dampak negatif bagi
anak-anak. Dengan menghabiskan seluruh waktunya di depan televisi, anak-anak
menjadi lupa waktu untuk memikirkan kewajiban utamanya yaitu belajar, adanya
acara-acara tidak mendidik yang memuat percintaan,intrik dan kekerasan dapat
mempengaruhi psikologis anak. Televisi pun mengakibatkan anak menjadi konsumtif
bahkan bisa memicu pertengkaran jika masing-masing anak menginginkan tontonan yang
berbeda.
Kemudian apa yang harus dilakukan para orang tua agar
anak-anak tidak menjadi pecandu televisi?
Suatu ketika Ibu Risa sempat kesal dengan sang anak.
Karena pada hari itu si anak sepulang sekolah sampai dengan larut malam terus
berada di depan televisi sehingga si anak lupa mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Ibu Risa berpikir keras mencari cara agar si anak berlatih sedikit demi sedikit
untuk bisa terlepas dari televisi.
Bagaimanakah cara yang digunakan Ibu Risa?
Ibu Risa mengajak si anak berdiskusi. Ibu Risa
bertanya pada si anak apa acara televisinya, menceritakan tentang apa, siapa
tokoh-tokohnya, bagaimana perilaku si tokoh dalam cerita tersebut. Ibu Risa
juga memberi gambaran kepada si anak untuk membedakan antara yang baik dan yang
buruk dari tontonan si anak.
Langkah berikutnya Ibu Risa menyampaikan
kekhawatirannya pada si anak tentang dampak sederhana akibat terus menerus
menonton televisi. Seperti lupa mengerjakan tugas sekolah dan lupa belajar.
Dengan harapan si anak menyadari akibat yang timbul tanpa harus mendapat marah
dari orang tuanya.
Setelah si anak menyadari akibat dari terus menerus
menonton televisi, Ibu Risa kemudian membuat kesepakatan dengan si anak tentang
waktu-waktu yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan menonton televisi.
Di waktu-waktu yang tidak boleh menonton televisi, Ibu
Risa membuat acara lain untuk si anak misalnya mengajak membaca buku,
mengerjakan tugas bersama, berjalan-jalan di taman, berolahraga bersama dan
kegiatan lain yang bisa mengalihkan perhatian si anak dari televisi. Dan hal
tersebut juga membawa dampak positif harmonisnya hubungan anak dan orang tua.
Dari cerita Ibu Risa di atas ternyata ada cara
yang bisa digunakan untuk menghentikan si anak dari ketergantungan terhadap
televisi, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah KOMUNIKASI antara ibu dan anak. Ya, melalui DISKUSI
antara anak
dan orangtua maka hari tanpa TV bisa berjalan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar